Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Thursday, April 11, 2019

BAB 4 : PUISI

Image result for teks PUISI



Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan dari penyair dan secara imajinatif serta disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik serta struktur batinnya. Penekanan pada segi estetik pada suatu bahasa serta penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima merupakan hal yang membedakan pada puisi dari prosa. Namun dari perbedaan tersebut masih saja diperdebatkan.

Dari pandangan kaum awam biasanya cara dalam membedakan puisi dan prosa yaitu dari jumlah huruf serta kalimat dalam karya tersebut. Puisi umumnya lebih singkat dan padat, sedangkan pada prosa lebih mengalir seperti pada mengutarakan cerita.

Beberapa dari para ahli modern memiliki pendekatan untuk mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai sebuah perwujudan dari imajinasi manusia, yang hal ini menjadi sumber dari segala kreativitas. Selain itu pada puisi juga terdapat curahan dari isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hati yang sedang dialaminya.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

  1. Herman Waluyo
    Menurut Herman Waluyo puisi adalah karya sastra yang bersifat tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
  2. Sumardi
    Menurut Sumardi puisi adalah salah satu karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan, serta diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif.
  3. James Reevas
    Menurut James Reevas puisi adalah suatu ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
  4. Thomas Carlye
    Puisi merupakan ungkapan pikiran yang memiliki sifat musikal.
  5. Pradopo
    Puisi merupakan rekaman serta interpretasi pengalaman manusia yang sangat penting dan digubah dalam wujud yang berkesan.
  6. Herbert Spencer
    Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang memiliki sifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.
Itulah pengertian puisi menurut para ahli. 

Jenis-Jenis Puisi

Puisi dibedakan menjadi 2, yaitu : 
  1. Puisi lama
  2. Puisi baru


Pengertian Puisi Lama


Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama seperti jumlah kata yang terdapat dalam 1 baris, jumlah baris yang terdapat dalam 1 bait, persajakan atau rima, banyak suku kata pada tiap baris, dan irama. 

Jenis Puisi Lama



  • Mantra merupakan sebuah ucapan-ucapan yang masih dianggap memiliki sebuah kekuatan gaib
  • Pantun merupakan salah satu puisi lama yang mempunyai ciri bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, 2 baris pada awal pantun disebut sampiran, 2 baris berikutnya disebut sebagai isi, tiap bait 4 baris.
  • Karmina merupakan salah satu jenis pantun yang kilat seperti sebuah pantun tetapi sangat pendek.
  • Seloka adalah pantun yang berkait.
  • Gurindam adalah puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya berisi nasihat.
  • Syair merupakan puisi yang bersumber dari negara Arab dan dengan ciri pada tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, biasanya berisi nasihat atau sebuah cerita.
  • Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap seperti 6, 8, ataupun 10 baris

  • Ciri-Ciri Puisi lama

    Berikut ciri-ciri puisi lama : 
    1. Puisi lama bisanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.
    2. Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada setiap baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.
    3. Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.
    4. Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.
    5. Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.


    Pengertian Puisi Baru

    Puisi baru merupakan puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi lama. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima.

    Jenis Puisi Baru

    1. Balada merupakan salah satu jenis puisi baru. Balada merupakan puisi tentang cerita. Balada terdiri dari 3 bait dan masing-masing dengan 8 larik serta dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Pada larik terakhir dalam bait pertama digunakan refren dalam bait-bait selajutnya.
    2. Himne merupakan puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau seorang pahlawan.
    3. Ode adalah puisi sanjungan bagi orang yang telah berjasa. Nada serta gayanya sangat resmi, bernada sangat anggun, dan membahas sesuatu yang mulia, memiliki sifat yang menyanjung baik itu terhadap pribadi tertentu atau suatu peristiwa umum.
    4. Epigram adalah puisi yang memiliki isi berupa tuntunan atau ajaran hidup.
    5. Romansa adalah puisi yang berisi tentang luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.
    6. Elegi adalah puisi yang memiliki isi tentang kesedihan.
    7. Satire adalah puisi yang berisi tentang sindiran atau suatu kritikan.
    8. Distikon adalah suatu puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris (puisi 2 seuntai).
    9. Terzinaa adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris (puisi 3 seuntai).
    10. Kuatrain adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris (puisi 4 seuntai).
    11. Kuint adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris (puisi 5 seuntai).
    12. Sektet adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris (puisi 6 seuntai).
    13. Septime, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris (puisi 7 seuntai).
    14. Oktaf atau Stanza merupakan puisi yang pada tiap baitnya terdiri 8 baris (double kutrain atau dapat disebut juga dengan puisi 8 seuntai).
    15. Soneta merupakan salah satu jenis puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi menjadi 2, 2 bait pertama masing-masing terdiri dari 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing 3 baris.


    Ciri-Ciri Puisi Baru

    Ciri-ciri puisi baru antara lain: 
    1. Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak diketahui nama pengarangnya
    2. Perkembangannya secara lisan serta tertulis.
    3. Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.
    4. Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.
    5. Biasanya berisikan tentang kehidupan.
    6. Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.
    7. Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.
    8. Memiliki rima akhir yang teratur.
    9. Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.


    Struktur Puisi

    Struktur Fisik Puisi

    1. Rima atau Irama adalah persamaan bunyi yang terdapat pada puisi, baik itu di awal, tengah, atau di akhir baris puisi.
    2. Imaji merupakan suatu kata atau susunan kata-kata yang mampu untuk dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
    3. Diksi yaitu pemilihan beberapa kata-kata yang dilakukan penyair dalam karya puisinya.
    4. Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan menggunakan indera yang dapat memungkinkan munculnya imaji.
    5. Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan efek serta menimbulkan konotasi tertentu.
    6. Tipografi adalah bentuk puisi seperti pada halaman yang tidak dipenuhi dengan kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris pada tiap puisi yang tidak selalu dimulai dengan menggunakan huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut menentukan dalam pemaknaan terhadap puisi.


    Struktur Batin Puisi

    1. Tema atau makna; media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah suatu hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus memiliki suatu makna baik itu tiap kata ataupun keseluruhan.
    2. Rasa merupakan sikap penyair terhadap suatu pokok permasalahan yang ada dalam puisinya.
    3. Nada atau tone adalah sikap penyair terhadap pembacanya serta nada berhubungan dengan tema dan rasa.
    4. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dari penyair kepada pembaca puisi tersebut.

    BAB 3 : TEKS BIOGRAFI

    Image result for teks BIOGRAFI

    1. Pengertian Teks Biografi

    Teks biografi adalah suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh seseorang agar tokoh tersebut bisa menjadi teladan untuk orang banyak.
    Selain biografi, ada juga yang namanya Autobiografi. Autobiografi merupakan suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut. Untuk itu, antara biografi dan autobiografi sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari penulisnya, apakah riwayat tersebut ditulis sendiri atau orang lain yang menulisnya.

    2. Ciri-ciri Teks Biografi

    • Teks biografi harus memuat informasi berdasarkan fakta pada toko yang diceritakan dalam bentuk narasi
    • Memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah-masalah sampai pada akhirnya sukses, sehingga patut menjadi teladan
    • Teks biografi memiliki struktur yang jelas

    3. Jenis-jenis Biografi

    Berdasarkan Sisi Penulis

    • Autobiografi, Suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut.
    • Biografi, Suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh orang lain.
    Biografi berdasarkan izin penulisan dibagi menjadi dua:
    • Authorized biography, sebuah biografi yang penulisannya mendapatkan izin atau sepengetahuan tokoh yang akan di tulis cerita hidupnya.
    • Unauthorized biography, biografi yang penulisannya tanpa seizing dan sepengetahuan tokoh yang akan di tulis kisah hidupnya. Biasanya penulisan unauthorized biography terjadi karena tokoh tersebut telah wafat.

    Berdasarkan Isinya

    • Biografi perjalanan hidup, berisi sebuah perjalanan hidup lengkap seorang tokoh atau diambil dari bagian-bagian yang dianggap mempunyai kesan.
    • Biografi perjalanan karir, berisi sebuah perjalanan karir seorang tokoh mulai dari awal hingga karir yang dilakukan saat ini atau bisa juga perjalanan karir dalam mencapai sebuah kesuksesan tertentu.

    Berdasarkan Persoalan yang Dibahas

    • Biografi politik, penulisan cerita hidup tokoh suatu Negara dilihat dari sudut pandang politik. Biografi semacam ini mendapatkan bahan dari kumpulan berbagai riset. Akan tetapi, biografi politik biasanya tidak lepas atau sarat akan kepentingan penulis atau tokoh yang minta untuk ditulis.
    • Biografi intelektual, biografi ini hampir sama dengan biografi politik, persamaannya yaitu kumpulan bahannya yang didapatkan dari berbagai riset. Namun, penulisannya dituangkan dalam gaya bahasa ilmiah.
    • Berdasarkan jurnalistik, sebuah biografi yang penulisannya didapatkan dari hasil wawancara dengan tokoh yang akan ditulis atau tokoh yang menjadi rujukan sebagai bahan pendukung cerita.

    Berdasarkan Penerbit

    • Buku sendiri, sebuah biografi tokoh yang dijadikan buku oleh penerbit dengan biaya produksi mulai dari penulisan, percetakan dan pemasaran ditanggung sendiri. Penulisan biografi ini bertujuan untuk laku dijual dipasaran atau mendapatkan perhatian publik.
    • Buku subsidi, penulisan biografi tokoh yang biaya produksinya ditanggung oleh sponsor. Biasanya biografi seperti jika dilihat dari segi komersil tidak akan laku ataupun jika laku harga jualnya terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau.

    4. Struktur Teks Biografi

    a. Orientasi

    Tahap ini adalah bagian pengenalan suatu tokoh, berisi gambaran awal tentang tokoh tersebut di dalam teks biografi.

    b. Peristiwa dan Masalah

    Tahap ini adalah bagian kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh. Berisi penjelasan suatu cerita baik itu berupa pemecahan masalah, proses berkarir, peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan hingga mengesankan yang pernah dialami oleh tokoh hingga mengantarkannya meraih mimpi, cita-cita dan kesuksesan.
    Semua kejadian tersebut diurai disini.

    c. Reorientasi

    Tahap ini adalah bagian penutup. Berisi mengenai pandangan penulis kepada tokoh yang dikisahkan. Reorentasi ini bersifat opsional semata, jadi boleh ada maupun tidak ada.

    Unsur Kebahasaan Teks Biografi

    a. Kata Hubung

    Kata hubung adalah kata yang berfungsi sebagai penyambung antara satu kata dengan kata yang lain dalam sebuah kalimat dan juga kata hubung antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
    Apabila kata hubung tersebut berfungsi sebagai penyambung kata dalam sebuah kalimat, kata hubung itu dinamakan konjungsi intrakalimat. Contoh: dan , tetapi, lalu, kemudian.
    Apabila kata hubung tersebut berfungsi menyambungkan antara satu kalimat dengan kalimat lain, kata hubung itu dinamakan konjungsi antarkalimat. Contoh: oleh karena itu, akan tetapi, meskipun demikian, tidak hanya itu.

    b. Rujukan Kata

    Rujukan kata yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang sudah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan dikatagorikan menjadi beberapa bagian, antara lain:
    • Kata rujuk benda atau hal. Contoh : ini, itu, tersebut.
    • Kata rujuk tempat. Contoh : disini, disana, disitu.
    • Kata rujuk orang. Contoh : dia, ia, beliau, mereka, -nya.

    c. Peristiwa, Waktu dan Tempat

    Dalam teks biografi, terdapat kata yang berfungsi menunjukkan peristiwa, waktu dan tempat yang dialami oleh tokoh.

    d. Kata Kerja

    Kata kerja atau verba adalah suatu kelompok kata yang menjelaskan sesuatu hal yang dilakukan oleh tokoh. Kata kerja dibagi menjadi dua, yakni berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis.

    Kata Kerja Berdasarkan Bentuk

    1. Kata kerja dasar
    Kata kerja dasar adalah kata kerja yang masih dalam bentuk aslinya, yang berarti kata kerja ini belum mengalami pengimbuhan baik awalan, akhiran ataupun sisipan.
    Contoh : Adil, ambil, ajak
    2. Kata kerja berimbuhan
    Kata kerja berimbuhan merupakan kata kerja yang sudah mengalami penambahan, baik berupa awalan, akhiran, maupun sisipan.
    Contoh :
    Mengambil. Awalan = me + ambil (kata kerja dasar)
    Mengadili. Awalan = meng + adil (kata kerja dasar) + i (akhiran)
    sumber: https://notepam.com/teks-biografi/

    BAB 2 : TEKS DEBAT

    Related image




    Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik itu perorangan ataupum kelompok dalam mendiskusikan dan memutusakan masalah dan perbedaan.

    Selain pengertian debat tersebut, adapula pengertian debat menurut para ahli diantaranya:
    Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Debat adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

    Menurut G. Sukadi, Debat adalah saling adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan.

    Menurut Henry Guntur Tarigan, Debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.



    UNSUR DEBAT

    Adapun unsur unsur dalam debat, diantaranya:
    1. Mosi, yakni hal atau topik yang diperdebatkan.
    2. Tim Afirmatif, yakni tim yang setuju terdapat hal yang diperdebatkan (mosi).
    3. Tim Negatif atau Oposisi, yakni tim yang tidak setuju atau menentang mosi.
    4. Tim Netral, yakni tim yang memberikan 2 sisi baik dukungan ataupun sanggahan terhadap mosi.
    5. Moderator, yakni orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan.
    6. Penulis, yakni orang yang menulis kesimpulan suatu debat.

    TUJUAN DEBAT

    Adapun tujuan debat yaitu:

    1. Melatih keberanian mengemukakan pendapat
    2. Melatih mematahkan pendapat lawan
    3. Meningkatkan kemampuan merespon sesuatu masalah
    4. Dan lain sebagainya.

    CIRI-CIRI DEBAT

    Adapun ciri-ciri debat, diantaranya:

    1. Terdapat 2 sudut pandang yaitu affirmatif (pihak yang menyetujui topik) dan negatif (pihak yang tidak menyetujui topik).
    2. Adanya proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak.
    3. Adanya adu argumentasi yang bertujuan untuk memperoleh kemenangan.
    4. Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan juri.
    5. Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan.
    6. Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya dilakukan oleh moderator.

    Bagian dalam debat:
    | Permasalahan Debat | Sudut Pandang | Argumen | Tanggapan | Simpulan Debat |


    JENIS - JENIS DEBAT

    Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya, debat dibagi menjadi 3 macam, yakni:

    1. Debat Parlementer/ Majelis (Assembly or Parlementary Debating)
    Maksud dan tujuan majelis ini yaitu untuk memberi dan menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.

    2. Debat Pemeriksaan Ulangan Untuk Mengetahui Kebenaran Pemeriksaan Terdahulu (Cross-Examination Debating)

    Maksud dan tujuan perdebatan ini yaitu untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu sama lain berhubungan erat,yang akan menyebabkan individu yang ditanya menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh penanya.

    3. Debat Formal,Konvesional,atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or Educational Debating)
    Tujuan debat formal ini adalah untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan kepada pendengar sejumlah argument yang menunjang atau yang membantah suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.

    4. Debat Kompetitif
    Debat kompetitif dalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya dalam parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan tetapi lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (Jika debat dilakukan dalam bahasa asing).


    TATA CARA DEBAT

    Adapun tata cara debat yang baik yaitu:

    1. Pertanyaan atau tantangan hendaknya dikemukakan secara profesional, Tidak Menghina, Tidak merendahkan, atau Berkomentar yang menyerang pribadi tidak dapat diterima.
    2. Analisis kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicar dan intelijensia (ability to perceive and understand ) atau Tidak Terbata-bata.
    3. Fokus pada posisi pihak lawan atau argument lawan. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pihak lawan merupakan hal penting dalam strategi persiapan untuk menyangkal argumen lawan.
    4. Batasi argumen maksimal tiga poin.
    5. Gunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen.
    6. Ketahui kesalahan umum dalam berpikir seperti kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.
    7. Sajikan konten atau substansi dengan akurat. Gunakan selalu konton (data/fakta) yang berhubungan dan mendukung pandangan.
    8. Pastikan kesahihan semua bukti eksternal yang disajikan dalam argumen.
    9. Kesimpulan dalam debat merupakan posisi kesimpulan final. Gunakan itu sebagai kesempatan untuk menyangkal atau memojokkan lawan.
    sumber: http://edusuprimanto.blogspot.com/2018/03/teks-debat.html

    BAB 1 : TEKS NEGOSIASI

    Related image





    Negosiasi sebenarnya bukan hal yang asing, karena di kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari yang namanya negosiasi, salah satu contoh sederhana misalnya ketika kita membeli sesuatu di warung dengan tawar menawar, tanpa di sadari kita sudah melakukan negosiasi.

    Negosiasi biasanya terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, untuk lebih menguasai negosiasi maka diperlukan pemahaman materi mengenai negosiasi, untuk pelajar ternyata materi negosiasi ini dipelajari di mata pelajaran bahasa indonesia kelas X kurikulum 2013 dengan bahasan teks negosiasi.

    Bagi anda yang kebetulan sedang mencari materi tentang teks negosiasi maka disini saya akan sajikan artikel yang membahas teks negosiasi secara terperinci. sehingga anda bisa memahami struktur dan kaidah teks negosiasi baik dan anda mampu menginterpretasi makna teks negosiasi baik secara lisan maupun tulisan juga mampu memproduksi teks negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun  tulisan
    teks negosiasi, pengeritan ciri dan struktur


    Sub pokok bahasan yang dijelaskan diartikel kali ini meliputi pengertian teks negosiasi, struktur isi, ciri bahasa, langkah penulisan dan contoh teks negosiasi.


    Pengertian negosiasi

    Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau negosiasi menurut KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. 

    Negosiasi berasal dari bahasa inggris (negotiate) yang artinya perundingan dengan strategi khusus. Strategi-strategi dalam negosiasi - win-win strategy (strategi menang-menang) - win-lose strategy (strategi menang-kalah) - lose-lose strategy (strategi kalah-kalah) 

    Kapan harus bernegosiasi? Ibarat sebuah persahabatan, negosiasi memerlukan trik dan strategi. Sifat manusia umumnya tidak mau kalah, tidak mau dipaksa dan tidak mau ditindas. Oleh karena itu win-win solution adalah jalan dan pilihan terbaik. Mengetahui cara bernegosiasi yang benar sangat menguntungkan posisi kita dibidang sosial, lebih-lebih dibidang bisnis.

     Lalu kapan sebenarnya upaya negosiasi diperlukan? Upaya negosiasi diperlukan apabila : 1. Kita tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan

    Struktur isi teks negosiasi

    Struktur teks negosiasi Dalam dialog negosiasi antara pihak satu dan pihak dua dalam mencapai kesepakatan (bukan jual beli) terdiri dari tiga bagian yaitu pembukaan, isi dan penutup, sebagai berikut: 

    1. Pembukaan, contohnya: Selamat pagi/siang/sore; saya Paula....... 

    2. Isi, contohnya: Karyawan telah bekerja keras demi perusahaan,tetapi kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp.2.000.000. paling tidak kami menerima upah sebesar Rp.3.000.000 

    3. Penutup, Contohnya: Terimakasih Pak,selamat sore. 

    Sedangkan dalam teks dialog negosiasi antara penjual dan pembeli di pasar mempunyai struktur teks sebagai berikut:
    1. Orientasi : Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya. 
    2. Permintaan : Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi. 
    3. Pemenuhan : Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
    4. Penawaran : Suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.
    5. Persetujuan : Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. 
    6. Pembelian : Terjadinya transaksi jual beli antara masing- masing pihak terkait. 
    7. Penutup : Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

    Sedangkan dalam teks dialog negosiasi antara pengusaha dan pihak bank, mempunyai struktur teks yaitu: 
    1. Orientasi 
    2. Pengajuan
    3. Penawaran 
    4. Persetujuan 
    5. Penutup

    Jadi kesimpulannya adalah, struktur teks negosiasi tidak ada yang baku, sangat tergantung sekali apa yang dinegosiasikan.

    Yang harus dihindari selama negosiasi adalah menghindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak, sehingga untuk menghindari hal tersebut negosiasi perlu dilakukan dengan  cara-cara yang santun seperti:
    • Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis
    • Mengakomodir butir-butir perbedaan diantara kedua belah pihak
    • Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak
    • Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab kedua belah pihak
    • Memprioritaskan dan mengelompokan saran atau pendapat kedua belah pihak  

    Ciri Umum teks negosiasi

    Adapun secara umum ciri dari teks negosiasi adalah sebagai berikut:

    • Negosiasi menghasilkan kesepakatan. 
    • Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan. 
    • Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah. 
    • Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis. 
    • Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
    • Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi
    • Negosiasi selalu melibatkan dua belah pihak
    • Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi langsung.
    • Teks negosiasi biasanya dalam bentuk dialog atau diubah menjadi monolog

    Langkah-langkah penulisan teks negosiasi sebagai berikut.

    Agar anda dapat membuat teks negosiasi dengan lebih mudah, maka salah satu metode yang digunakan adalah dengan pendekatan langkah-langkah penyusunan teks negosiasi, sebagai berikut:

    • Menentukan tujuan
    • Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
    • Menentukan konflik
    • Menentukan solusi dalam penawaran
    • Menentukan model kesepakatan

    Ciri kebahasaan teks negosiasi

    Sedangkan kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:

    1. Bahasa persuasif
    Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.”

    2. Kalimat deklaratif
    Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.

    3. Bahasa yang sopan
    Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.

    4. Menggunakan konjungsi. 
    Contoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.  Menggunakan kalimat deklaratif

    5. Menggunakan kalimat yang efektif
    Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

    6. Berisi pasangan tuturan
    Apa itu tuturan? Tuturan adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi lisan seseorang kepada mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang sering menuturkan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan adalah pemakaian satuan bahasa seperti kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada situasi tertentu. Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

    Contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi :
    • Mengucapkan salam - membalas salam
    • Bertanya - menjawab/tidak menjawab 
    • Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan 
    • Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran 
    • Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan yang terdapat dalam negosiasi

    7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. 

    8. Menggunakan pronomina. 
    atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh : Saya, kami, anda. 

    9. Menggunakan kalimat langsung. 
    Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.

    10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau tidak.

    11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

    Contoh teks Negosiasi

    Berikut adalah salah satu contoh teks negosiasi:

    Contoh 1 :
    Siang itu di pasar Klewer, seperti biasa terjadi kegiatan jual beli. Anton yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh- oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar antara Anton dan Penjual kerudung.

    Penjual : Selamat siang.
    Anton : Selamat siang

    Penjual : Mau beli apa mas?
    Anton : Ini mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.

    Penjual : Cari yang modelnya bagaimana, Mas?
    Anton : Yang biasa saja mbak. Penjual : Silakan mas kesini
    17. Sesampainya di dalam toko...

    Penjual : Silakan mas dipilih, banyak pilihannya.
    Anton : Saya suka yang hijau mbak, kalo dilihat segar.

    Penjual : Iya mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas.
    Anton : Ini berapa mbak?

    Penjual : Rp 50.000,00.
    Anton : Wah, kok mahal mbak? Rp 30.000,00 tidak boleh?

    Penjual : Tidak boleh mas, itu bahannya bagus soalnya.
    Anton : Tidak bisa kurang mbak?

    Penjual : Rp 45.000,00 boleh mas.
    Anton : Rp 40.000,00 ya mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

    Penjual : Benar-benar tidak boleh mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.
    Anton : Ya sudah mbak Rp 45.000,00, saya ambil yang ini.

    Penjual : Mau beli apa lagi mas?
    Anton : Itu saja mbak. Ini uangnya mbak.

    Penjual : Uangnya Rp 50.000,00 , kembali Rp 5.000,00. Terimakasih mas.
    Anton : Iya mbak, sama-sama.


    Contoh 2:
    Contoh teks negosiasi Teks negosiasi meminjam peralatan Selepas dari kegiatan mengajar, Pak.Amru ingin berkemah sore ini. Tetapi ia tidak memiliki peralatan untuk berkemah. Dengan tak berfikir panjang, ia langsung menghubungi temannya yang memiliki peralatan kemah.

    Pak. Amru : Halo, Assalamualaikum
    Bu. Piti : waalaikumsalam. Iya, Am. Ada apa?

    Pak.Amru : Ini, Pit. Sore ini aku ingin berkemah. Apa aku boleh meminjam peralatan berkemah milikmu?
    Bu. Piti : Ya, tentu saja boleh. Memang akan dipinjam sampai berapa lama?

    Pak. Amru : Ya..kira-kira 1 minggu, Pit. Bagaimana?
    Bu. Piti : Wah, kalau 1 minggu tidak bisa, Am. Mungkin hanya bisa 3 hari.

    Pak. Amru : Apa tidak bisa lebih lama? Bagaimana kalau 5 hari ?
    Bu. Piti : Mungkin 4 hari cukup, Am.

    Pak. Amru : Baiklah, 4 hari saja. Oke?
    Bu. Piti : Oke, kapan kamu mengambil peralatannya?

    Pak. Amru : setelah ini aku akan pergi ke rumahmu dan mengambilnya. Terimakasih, Pit. Assalamualaikum.
    Bu. Piti : sama-sama. Waalaikumsalam Akhirnya pak. Amru mengambil peralatan kemah tersebut, dengan kesepakatan akan dikembalikan setelah 4 hari kemudian.

    sumber: http://referensisiswa.blogspot.com/2017/01/teks-negosiasi-pengertian-struktur-isi.html